Bukan Sumpah Biasa

Untuk postingan kali ini gue mau ngebahas tentang SUMPAH PEMUDA. Ini bukan tulisan tentang sumpah seorang pemuda kepada seorang pemudi. si Pemuda akan pergi merantau dan berjanji akan kembali kepada si Pemudi suatu hari nanti. bukaaann :ngakak.

Yakk.. Gue lagi agak stuck mau nulis curhat-curhatan di blog ini. Sekedar mengingat kembali sejarah perjuangan bangsa Indonesia untuk mencapai kemerdekaan. Lagian gue juga mau buktiin kalo #anakdewablog isinya ga curhatan mulu tapi ada ilmunya juga. Hahaha *dibakar massa* :ngakak

Okeh, kita mulai dari mana dulu nih??

SUMPAH PEMUDA ITU APAAN?
Gue kutip dari mbah wiki nih,

Sumpah Pemuda merupakan bukti otentik bahwa pada tanggal 28 oktober 1928 Bangsa Indonesia dilahirkan. Proses kelahiran Bangsa Indonesia ini merupakan buah dari perjuangan rakyat yang selama ratusan tahun tertindas dibawah kekuasaan kaum kolonialis pada saat itu.

Sumpah Pemuda itu sendiri dideklarasikan pada sesi terakhir KONGRES PEMUDA II, sebuah kongres yang di prakarsai oleh Perhimpunan Pelajar-Pelajar Indonesia (PPPI). Sebuah organisasi pemuda yang beranggota pelajar dari seluruh indonesia.

Para peserta Kongres Pemuda II ini berasal dari berbagai wakil organisasi pemuda yang ada pada waktu itu, seperti Jong Java, Jong Ambon, Jong Celebes, Jong Batak, Jong Sumatranen Bond, Jong Islamieten Bond, Sekar Rukun, PPPI, Pemuda Kaum Betawi, dll. Di antara mereka hadir pula beberapa orang pemuda Tionghoa sebagai pengamat, yaitu Oey Kay Siang, John Lauw Tjoan Hok dan Tjio Djien Kwie namun sampai saat ini tidak diketahui latar belakang organisasi yang mengutus mereka.

Setidaknya ada 71 orang pemuda yang ikut dalam kongres pemuda tersebut.

Peserta Kongres Pemuda II

(gambar secara hina dicomot tanpa ijin dari Wikipedia)

***

Sumpah Pemuda musti melewati proses yang panjang. Rapatnya aja sampe 3 kali. Di tiga gedung yang berbeda pula. Ga capek apa yaa pindah-pindah mulu. Jaman dulu kan belum ada ojek yakk :ngakak


RAPAT PERTAMAX

Rapat pertamanya diadain pada hari Sabtu, 27 Oktober 1928, di Gedung Katholieke Jongenlingen Bond (KJB), Lapangan Banteng. Ketua PPPI Sugondo Djojopuspito dalam sabutannya menyampaikan harapan semoga kongres tersebut bisa memperkuat semangat persatuan dalam diri para pemuda.

Dalam rapat yang pertama ini juga ada penjelasan Moehammad Yamin tentang arti persatuan. Beliau  menjelaskan apa hubungannya antara persatuan dengan pemuda-pemudi Indonesia. Menurutnya, ada lima faktor yang bisa memperkuat persatuan Indonesia yaitu sejarah, bahasa, hukum adat, pendidikan, dan kemauan.


RAPAT KEDUAX

Rapat kedua diadakan pada hari Minggu, 28 Oktober 1928, di Gedung Oost-Java Bioscoop. Enak kali yaa rapat di bioskop. Kalo lagi break bisa nonton bareng :hammer.

Hehehe becanda ding :D.

Rapat kedua ini membahas masalah pendidikan. Yang menjadi pembicara adalah Poernomowoelan dan Sarmidi Mangoensarkoro, menurut mereka anak harus mendapat pendidikan kebangsaan, harus pula ada keseimbangan antara pendidikan di sekolah dan di rumah. Anak juga harus dididik secara demokratis.

RAPAT KETIGAX
Rapat ketiga diadain pada tanggal 28 Oktober 1928 juga, cuma tempatnya aja yang berbeda. Rapat ketiga ini diadain di Gedung Indonesische Clubgebouw di Jalan Kramat Raya 106. Pada rapat ketiga ini Soenario menjelaskan pentingnya nasionalisme dan demokrasi selain gerakan kepanduan. Gerakan Kepanduan ini semacam gerakan pramuka gitu kali yaa.. :cystg

Pembicara kedua, Ramelan, mengatakan juga bahwa gerakan kepanduan tidak bisa dipisahkan dari pergerakan nasional. Gerakan kepanduan sejak dini mendidik anak-anak disiplin dan mandiri, hal-hal yang dibutuhkan dalam perjuangan.

Nah, diakhir rapat ketiga ini untuk pertama kalinya lagu “INDONESIA RAYA” dimainkan Wage Rudolf Supratman dengan iringan biola tanpa lirik. Lagu tersebut disambut dengan sangat meriah oleh peserta kongres :iloveindonesia

Kongres ditutup dengan mengumumkan rumusan hasil kongres. Oleh para pemuda yang hadir, rumusan itu diucapkan sebagai Sumpah Setia.

Naskah Sumpah Pemuda

Pertama
Kami poetera dan poeteri Indonesia, mengakoe bertoempah darah jang satoe, tanah Indonesia.
Kedoea
Kami poetera dan poeteri Indonesia, mengakoe berbangsa jang satoe, bangsa Indonesia.
Ketiga
Kami poetera dan poeteri Indonesia, mendjoendjoeng bahasa persatoean, bahasa Indonesia.

Bingung?? Ada translatenya nih :tabrakan:

Pertama
Kami putra dan putri Indonesia, mengaku bertumpah darah yang satu, tanah air Indonesia.
Kedua
Kami putra dan putri Indonesia, mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia.
Ketiga
Kami putra dan putri Indonesia, menjunjung tinggi bahasa persatuan, bahasa Indonesia.

Sumpah pemuda memiliki arti penting dalam pencapaian kemerdekaan Indonesia.

yak.. sekian.. :ngakak

semoga bermanfaat yaa teman-teman :iloveindonesia

Referensi :

9 thoughts on “Bukan Sumpah Biasa

  1. kalo tidak menjunjung tinggi bahasa persatuan berarti mengkhianati sumpah ya yan? Atau bahasa persatuannya sudah ganti ;))

    Rian Say : merasa tersindir.. *ngeliat lagi tulisan dari atas* hihihihi :malu

  2. nice

    I like the way you explain “sumpah pemuda”

    honestly to day so littel of young people “rising generation” lost the indentity of Indonesia “nationalism”

    move on Indonesia

    let’s go young people build Indonesia Better

Leave a Reply to miwwa Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.